2

Selasa, 27 November 2012

Yahudi dalam al-Qur'an




Dalam Pusaran Konflik Gaza


Yahudi dalam al-Qur’an
Oleh Adrian Jourdan Muslim
Peminat Politik Mancanegara

      Jalur Gaza kembali membara. Operasi bumi hangus Israel mendapat perlawanan ketat dari Hamas. Tel Aviv diserang rudal-rudal Hamas. Saling serang kini berkecamuk di wilayah Palestina.
      Hamas jelas tak bakal menyerah. Biarpun Israel didukung Amerika Serikat, tetapi, anak-anak Palestina tidak ciut. Israel yang kepala batu berhadapan dengan bangsa Palestina yang bertekad berjuang sampai titik darah penghabisan.
      Israel merupakan negara Yahudi. Nama Israel berawal dari sapaan malaikat Jibril kepada Nabi Yaqub. Kala itu, Yaqub Alaihissalam melakukan perjalanan malam dari Hurran ke Kan’an.
Nabi Yaqub yang punya 12 putra merupakan nenek moyang Yahudi. Pada 1707 sebelum Masehi, Nabi Yaqub bersama keturunannya eksodus ke Mesir. Raja Rayyan (Suserenre) menerima mereka dengan perasaan senang.
      Menjelang sakratul-maut, Nabi Yakub meminta konfirmasi tauhid kepada putra-putranya. “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu serta Tuhan sang leluhur Nabi Ibrahim, Nabi Ismail dan Nabi Ishak. Kami menyembah Tuhan yang Maha Esa. Kami Muslim!” (al-Baqarah: 133).
      Pada 1580 sebelum Masehi, seorang ningrat dari Thebes bernama Ahmes menumbangkan kekuasaan Raja Hyksos di Mesir. Nasib Yahudi pun merana. Mereka ditangkap seraya dijadikan budak belian.
      Peruntungan Yahudi tetap terjerat derita saat berada di bawah kekuasaan Rhamses II. Di suatu malam, ia bermimpi. Rhamses II melihat api dari Baitul Maqdis yang menjalar ke Mesir. Ahli nujum lalu meramalkan perihal kelahiran seorang Yahudi yang bakal menggoyang tahta Fir’aun.
      Titah segera digulirkan guna membunuh semua bayi Yahudi yang lahir selama tahun 1527 sebelum Masehi. Sial bagi Rhamses II. Pasalnya, bayi yang lahir dari rahim Yukabad binti Qahat, justru ia pelihara. Bayi bernama Musa bin Imran bin Qahats bin Azir bin Laway bin Nabi Yaqub tersebut yang kelak meluruhkan tahtanya.
      Pada 1447 sebelum Masehi, Nabi Musa menakhodai umat Yahudi mencari Tanah yang Dijanjikan (the Land of Promise). “Hai bani Israil! Bersyukurlah atas nikmat yang Aku limpahkan kepadamu. Camkan pula bahwa Aku mengutamakan leluhurmu (yang dulu taat) di antara umat lain di zamannya” (al-Baqarah: 47).
      Kaum Yahudi yang dilapangkan rezekinya rupanya tidak tahu bersyukur. “Hai Musa! Kami tak sudi beriman kepadamu sebelum melihat Allah secara nyata (dengan mata kepala)!” (al-Baqarah: 55). Hasrat menatap Tuhan akhirnya berbuah pedih. Mereka disambar halilintar.
      Tatkala diberi makanan berupa salwa serta manna, puak Yahudi kembali menggugat. “Hai Musa, kami jemu dengan satu macam makanan saja. Berdoalah kepada Tuhan agar ia menghasilkan bagi kami apa yang tumbuh di atas bumi semacam sayur-mayur, ketimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah” (al-Baqarah: 61).
      Sesudah menempuh perjalanan melelahkan, bangsa Yahudi akhirnya tiba di Palestina. Di mandala subur itu, orang Yahudi ternyata mendustakan ajaran Allah. Ketika Musa Alaihissalam wafat, maka, mereka menyembah Dewa Bal serta Astertes.
Pada 738 sebelum Masehi, rakyat Yahudi digilas oleh prajurit Assyria yang dipimpin Tiglath Pilesar III. Kemudian pada 610 sebelum Masehi, mereka juga diserbu artileri Fir’aun.
      Di era kekuasaan Babylonia pada 599 sebelum Masehi, etnis Yahudi mencoba memberontak. Buntutnya, 10 ribu Yahudi ditawan oleh serdadu Babylonia. Kekayaan mereka di Haikal Sulaiman dirampas.
      Pada 593 sebelum Masehi, Yahudi kembali memberontak. Pada 586 sebelum Masehi, Raja Babylonia Nebuchatnezar merangsek ke Palestina. Ia lantas meluluhlantakkan Yerusalem. Kenisah Sulaiman dihancurkan. Sementara umat Yahudi dibasmi dengan cara disembelih. Yahudi yang ditawan lalu digiring ke Babyl untuk dijadikan budak.
      Pada 536 sebelum Masehi, Kaisar Persia membebaskan kaum Yahudi. Alexander the Great kemudian menginvasi Persia. Raja Macedonia tersebut kemudian menguasai Syria dan Palestina.
Pada 63 sebelum Masehi, kerajaan Romawi menduduki Palestina. Di masa itu, Yahudi bekerja sama dengan pemerintah Romawi. Kawanan rohaniawan Yahudi bertugas sebagai pemungut pajak.
Tokoh-tokoh agamawan Yahudi lantas terganggu oleh kehadiran Nabi Isa al-Masih. Sanhedrin (Mahkamah Tinggi Yahudi) lalu memprovokasi pemerintah Romawi untuk membunuh Isa putra Maryam.
      Pada tahun 70, Panglima pasukan Romawi yang bernama Titus menghancurkan Kuil Sulaiman. Bangsa Yahudi kemudian tercerai-berai. Sebagian melarikan diri ke Yaman serta Hijaz (Arab Saudi).
Pada 1895, diselenggarakan muktamar Zionis di Bale, Swiss. Kongres yang dikomandani Theodore Herzl tersebut bernafsu melikuidasi segenap agama di dunia.
      Konferensi itu lantas menegaskan untuk mencari Tanah Air bagi 15 juta puak Yahudi yang tersebar di seantero jagat. Argentina, Brasil, Australia, Turki, Irak, Sinai, Afrika Selatan dan Uganda, sempat dilirik sebagai tempat berdirinya negara Yahudi. Bahkan, Medinah al-Munawwarah diincar pula. Alibi Yahudi ialah bani Quraizah serta Nadhir tertera sebagai pemukim awal Medinah sebelum Nabi Muhammad hijrah ke Medinah.
      Pada 1945, Presiden Franklin Roosevelt bertemu Raja Abdul Aziz bin Saud. Roosevelt ingin membeli Medinah seharga 20 juta pound emas. Permintaan itu jelas ditolak.
      Zionis ektrem tidak menyerah mencari tanah untuk dicaplok. Mereka akhirnya mantap memilih Palestina sebagai sasaran. Pemerintah Inggris lalu menipu rakyat Palestina. Hingga, Yahudi bisa kembali ke kawasan yang selama ini mereka rindukan.
      Negara Israel yang sekarang sebetulnya cuma cikal bakal. Soalnya, Yahudi merencanakan merampas sebagian besar Timur Tengah. Ihwal tersebut tersirat dari kata “Israel” yang tiada lain singkatan dari Iraq, Syria, Royaume Hachimete, Arabic Saudite, Egypt dan Lebanon.
      Di dunia Islam, kesesatan Yahudi juga tampak. Mereka sukses membelah Islam dengan aliran Syiah. Di zaman Khalifah Usman bin Affan, muncul Abdullah bin Saba. Ia menganjurkan supaya kaum Muslim mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya demi kepentingan pribadi. Abu Darda lantas mengenalinya. “Siapa kamu! Kamu kan Yahudi tulen!”
      Saat Ali bin Abi Thalib dibunuh, sontak Abdullah bin Saba mempertuhankannya. Ia mempropagandakan jika Ali tidak mangkat berkat adanya unsur Tuhan dalam dirnya.
      Pribadi Ali lalu dikampanyekan bermetamorfosis seperti Nabi Isa al-Masih. Ia bertransformasi menjadi imam lewat sekte Syiah. Di samping Abdullah bin Saba, tertoreh pula Ka’bul Akhbar serta Abdullah bin Maimun al-Qaddah sebagai arsitek Syiah.
      Antek Zionis semacam Thaha Hussein kemudian berusaha menghapus jejak Abdullah bin Saba. Sastrawan Mesir tersebut berfatwa bila Abdullah bin Saba sekedar tokoh fiktif hasil rekayasa Ahlussunnah wal Jamaah.
      Dulu, Yahudi termaktub sebagai bangsa pilihan. Setelah melewati kurun zaman yang panjang, mereka justru makin tersohor sebagai makhluk lalim. Sebab, benak mereka dirasuk prinsip Zionis yang menganggap goyim (non-Yahudi) sebagai domba. Sedangkan mereka adalah serigala.
      “Mereka membunuh pula para Nabi secara semena-mena! Hal itu terjadi gara-gara mereka suka berbuat durhaka sembari melampaui batas” (al-Baqarah: 61).

(Cakrawala, Jumat, 23 November 2012)





























Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut

Wal-Mart.com USA, LLC

4

7

Wal-Mart.com USA, LLC
Wal-Mart.com USA, LLC
Wal-Mart.com USA, LLC
Wal-Mart.com USA, LLC