2

Kamis, 02 Juni 2011

Inilah Nabi Isa al-Masih, Putra Maryam

Menyambut Natal 25 Desember 2010
____________________________________________________________________________________________________________________________
Inilah Nabi Isa al-Masih, Putera Maryam
Oleh Adrian Jourdan Muslim
Peminat Masalah Agama

Dalam Islam, kaum Muslim beriman kepada semua nabi serta rasul, termasuk Nabi Isa al-Masih. Siapa yang tidak percaya terhadap seorang utusan Allah, niscaya ia dianggap kafir.
Nabi Isa lahir lewat immaculate conception (konsep kelahiran suci) dari rahim Maryam Aulia al-Bijzah binti Imran. Di masa hidupnya, Maryam tergolong wanita paling mulia. Keluarganya berasal dari Yahudi sekte Essenes yang patuh terhadap hukum Taurat (Osei Hattorah).
Nabi Isa dalam bahasa Ibrani dinamakan “Yushu” (sang Penyelamat). Dalam bahasa Aramaik dipanggil “Yeshua”. Bibel menyebutnya Yasu atau Yesus.
Nabi Isa merupakan al-Masih atau Mesiah untuk umat Yahudi demi menghidupkan kembali agama para nabi bani Israil. Al-Masih berasal dari istilah Ibrani dengan makna insan yang mencintai keteguhan atau individu yang diberkahi. Dalam terminologi khusus, al-Masih tergolong manusia yang sudah diurapi. Definisinya mengacu bahwa orang itu telah diangkat secara resmi oleh Allah.
Al-Masih dalam bahasa Latin dinamakan “Christus”. Dalam istilah Yunani disebut “Khristos” yang harfiahnya “terminyaki” (baptis). Pada bahasa Yunani, huruf pertama Kristus ialah “X”. Alhasil, di hari natal acap tertera “X-mas” alias Chrismas (Hari Natal).
Gelar al-Masih bagi Nabi Isa makin mengkilap berkat termaktub sebagai Ulil Azmi (manusia tabah yang dibebani syariat samawi). Pribadi Ulil Azmi hanya ada lima di planet ini. Mereka adalah Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa dan Nabi Muhammad saw.
Riwayat Nabi Isa berawal dari Imran, Ketua Majelis Ulama Israil. Imam Besar (Kohen Haggadol) Bait Allah di Yerusalem tersebut, merindukan seorang putra dari rahim Wahibah, istrinya. Tatkala Wahibah melahirkan, Imran tertegun. Sebab, anaknya ternyata perempuan. Arkian, sulit baginya melayani orang-orang yang beribadah di Beyt Hammiqdash (Rumah Suci).
Bayi itu kemudian dinamakan Maryam yang berarti “pengabdi Tuhan”. Imran cuma sekejap bersama putrinya. Wahibah juga tak lama menemani Maryam. Keduanya wafat ketika Maryam masih kecil.
Nabi Zakariya yang merupakan ipar Wahibah, lantas mengasuh Maryam. Bethulah (perawan) tersebut hidup dalam kekudusan serta kekhusukan. Siang-malam waktunya hanya beribadah di mihrab sekaligus melayani jemaah kuil suci Yerusalem. Anak dara itu senantiasa memelihara diri. Maryam pun tertoreh sebagai shiddiqah (meyakini segenap yang gaib). “Ia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya maupun kitab-kitab-Nya. Ia termasuk insan taat” (at-Tahrim: 12).

Kehamilan Ajaib
Di suatu Jumat pada umur 13 tahun, Maryam keluar dari tempat ibadahnya sekedar berjalan-jalan. Ia melangkahkan kaki ke arah timur seraya menghirup udara sejuk di alam terbuka.
Dalam kesendirian tersebut, ia tiba-tiba terperanjat. Langkahnya terhenti. Maryam melihat sesosok lelaki tampan. Ia berniat lari dari pria tidak dikenal itu. Maryam khawatir kalau laki-laki di hadapannya bermaksud jahat. Kecemasan tersebut sontak sirna. Maklum, paras dan tabiat pemuda itu tak menunjukkan gelagat mencurigakan. Hatta, ia menatapnya penuh takjub. Maryam lalu menundukkan kepala memohon pertolongan Allah.
Lelaki di depan Maryam kemudian menerangkan identitasnya. “Sebenarnya saya cuma utusan Tuhanmu supaya kamu dikaruniakan putera suci” (Maryam: 19).
Mendengar ucapan Jibril, ia tercenung dalam keheranan. “Bagaimana saya bisa memperoleh anak. Tiada pria pernah menyentuhku. Saya bukan pula pezinah!” (Maryam: 20).
Jibril lantas meniupkan roh di balik baju bagian dada Maryam. Tiupan malaikat mencapai rahim sang gadis. Maryam pun mengandung.
Saat kehamilan mulai terasa, maka, Maryam mengasingkan diri ke suatu tempat. Menjelang melahirkan, ia merasakan sakit. Maryam lalu bersandar pada sebatang pohon kurma sambil mengeluh. “Aduhai, alangkah baiknya saya mati sebelum ini. Hingga, saya menjadi sesuatu yang dilupakan. Tidak dikenang!” (Maryam: 23).
Di sore hari di musim panas yang berlangsung pada 21 September sampai 21 Desember, Maryam melahirkan seorang bayi. Sesudah bersalin, ia memulihkan tenaganya dengan mengunyah ruthab (kurma setengah masak) serta tamar (kurma matang). Sedangkan untuk membersihkan badannya, ia memercikkan air dari sungai yang mengalir di dekatnya.
Maryam kemudian kembali ke desanya. Di sana, warga tertegun memandangnya menggendong bayi. Umpatan dan cemoohan segera dilontarkan kepadanya. Nabi Isa yang masih bayi lantas membela ibunya: “Sesungguhnya saya ini hamba Allah. Ia memberiku Injil sembari menjadikan saya seorang nabi. Ia menjadikan saya seorang yang diberkahi di mana saja berada. Ia memerintahkanku mengerjakan salat seraya menunaikan zakat selama saya bernyawa” (Maryam: 30-31).

Menuju ke Langit
Pada usia delapan hari, Nabi Isa dibawa ibunya ke Haikal (masjid yang dibangun Nabi Sulaiman). Ia disunat sambil dinamakan Yushu. Selama periode kanak-kanak, Nabi Isa membuat tercenggang para rabi. Pasalnya, ia fasih menjelaskan abjad yang mengandung hikmah.
Alif merupakan ala (berkah) Allah. Ba yaitu bahjah (kebahagiaan) Allah. Jim yakni jamal (keindahan) Allah. Dal ialah din (agama) Allah. Ha adalah hawwaz (siksa neraka). Kaf berarti kalam (firman) Allah”.
Pada umur 30 tahun, Isa diangkat sebagai nabi terakhir dari bani Israil yang terdiri 12 puak. Sebetulnya, nubuwwah (kenabian) lazim berlaku di usia 40 tahun. Dalam kasus ini, terjadi pengeculiaan. Allah lalu mewahyukan Injil kepada Nabi Isa. Injil dalam bahasa Ibrani bermakna “kabar gembira”. Penduduk Yunani menyebutnya Evangel.
Allah juga memberi Nabi Isa mujizat seperti menghidupkan orang mati. Menyembuhkan tunanetra serta lepra. Dari tanah liat, ia membentuk burung yang terbang di angkasa. Ia malahan mengetahui apa yang telah dimakan dan disimpan di rumah. Segala konstruksi meta-alami Nabi Isa merupakan ayat dari Allah (the sign of God).
Nabi Isa luwes pula perihal ilmu hikmah serta Taurat. Bahkan, meramalkan kedatangan al-Faraglith. Dalam bahasa Yunani, al-Faraglith tiada lain Ahmad (orang paling terpuji sepanjang masa). Di cincin Nabi Isa terpahat kalimat: “Diberkati hamba yang mengingat Allah dan terkutuk yang melalaikan Tuhan”.
Selama berdakwah, Nabi Isa yang menggunakan bahasa Suryani (Aram), selalu dikelilingi al-Hawariyyun (komunitas suci yang berserah diri kepada Allah). Al-Hawariyyun (Nazarean atau Unitarian) tersebut antara lain Syam’un al-Butrus, Indraus, Yakub bin Zabidi, Yahya bin Zabidi, Bartulmaus, Filibs, Tomas, Matta al-A’syar, Yakub bin Hipi, Libaus al-Malaqi Tidaus, Syam’un al-Qanuni, Yahudza al-Iskhariuti serta Barnabas.
Syahdan, pada malam 21 Ramadan, Nabi Isa diangkat ke langit kedua. Dalam Alquran, tertoreh sabda Isa Alaihissalam. “Kesejahteraan dilimpahkan kepadaku pada hari saya dilahirkan, pada hari saya meninggal dan pada hari saya dibangkitkan di hari kiamat” (Maryam: 33).
Diktum dalam ayat ke 33 itu memuat 33 huruf Hijayyah. Walhasil, menyeruak argumentasi bila umur Nabi Isa mencapai 33 tahun kala naik ke langit. Ketika prajurit Romawi mengepung tempat persembunyian Nabi Isa, mendadak muncul 13.313 malaikat dari aneka prototipe. Rombongan malaikat tersebut menjemput Nabi Isa menuju langit kedua.
Di suatu hari nanti, Nabi Isa kembali datang. Ia tiba pada sebuah menara putih mesjid di Yaman. Putera Maryam yang diperkuat eksistensinya dengan Ruhul Qudus itu kemudian menjadi hakim yang adil serta pemimpin nan bijaksana.
Nabi Isa berwasiat dalam Alquran: “Hai keturunan Israil! Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu. Siapa menyekutukan Allah dengan yang lain, niscaya Tuhan mengharamkan surga buatnya. Tempatnya hanya di neraka. Tiada seorang dapat menolong insan-insan durjana tersebut” (al-Maidah: 72)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut

Wal-Mart.com USA, LLC

4

7

Wal-Mart.com USA, LLC
Wal-Mart.com USA, LLC
Wal-Mart.com USA, LLC
Wal-Mart.com USA, LLC